Tradisi Idul Adha di Berbagai Negara: Merayakan Pengorbanan dengan Ragam Budaya

Kamis, 29 Mei 2025 07:45 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Dandim 0815 Bersama Danrem 082/CPYJ Tunaikan Shalat Idul Adha
Iklan

Idul Adha dirayakan umat Islam sedunia dengan ragam tradisi khas, dari kuliner, ritual kurban, hingga budaya gotong royong.

Idul Adha, Perayaan Global Umat Islam

Idul Adha, atau Hari Raya Kurban, merupakan salah satu momen paling sakral bagi umat Islam. Hari ini memperingati kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS yang bersedia mengorbankan putranya atas perintah Allah. Sebagai gantinya, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, dan peristiwa itu menjadi simbol ketaatan dan pengorbanan yang dirayakan setiap 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah.

Namun meskipun nilai religiusnya bersifat universal, tradisi perayaannya sangat dipengaruhi oleh budaya dan kondisi sosial masyarakat setempat. Dari Indonesia hingga Maroko, berikut adalah gambaran tradisi Idul Adha yang beraneka ragam di berbagai negara.

1. Indonesia: Gotong Royong, Takmir Masjid, dan Semangat Berbagi

Di Indonesia, Idul Adha merupakan salah satu momen besar umat Muslim. Malam sebelum hari raya, masyarakat menggelar takbiran keliling dengan iringan bedug dan obor, terutama di daerah pedesaan. Keesokan harinya, usai salat Idul Adha di lapangan atau masjid, hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba disembelih secara kolektif.

Yang khas dari Indonesia adalah budaya gotong royong — proses penyembelihan, pengulitan, pencacahan, hingga pendistribusian daging dilakukan bersama-sama oleh panitia masjid dan warga. Pembagian daging menggunakan kupon atau sistem antrian untuk menjamin keadilan, dan daging dikemas dalam plastik atau besek ramah lingkungan.

2. Arab Saudi: Kurban Skala Raksasa di Tanah Suci

Sebagai negara tempat berlangsungnya ibadah haji, Arab Saudi menjadi pusat perhatian dunia Islam saat Idul Adha. Di Mekkah, momen ini bersamaan dengan pelaksanaan tahapan puncak haji, termasuk wukuf di Arafah dan melempar jumrah di Mina.

Tradisi kurban di Arab Saudi dilakukan secara sistematis dan dalam skala besar. Pemerintah setempat bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan untuk menyembelih ratusan ribu hewan kurban, yang dagingnya kemudian didistribusikan tidak hanya ke dalam negeri, tapi juga ke negara-negara miskin di Afrika dan Asia.

3. Turki: Kurban Bayramı yang Penuh Keakraban

Di Turki, Idul Adha disebut Kurban Bayramı dan dirayakan selama empat hari penuh. Tradisi dimulai dengan salat Id, kemudian dilanjutkan penyembelihan hewan kurban — yang bisa dilakukan di halaman rumah, tanah lapang, atau tempat penyembelihan khusus.

Salah satu tradisi yang dijaga masyarakat Turki adalah bayramlaşma, yaitu kunjungan ke rumah keluarga dan tetangga untuk bersilaturahmi. Anak-anak mendapatkan hadiah atau uang saku, sementara tamu disuguhkan makanan khas seperti dolma, kebap, baklava, dan teh hangat. Ada pula layanan penyembelihan online yang terus berkembang di era digital.

4. Pakistan: Kurban Meriah dan Hidangan Istimewa

Di Pakistan, Idul Adha merupakan perayaan yang sangat meriah. Banyak keluarga membeli hewan kurban jauh hari sebelumnya dan merawatnya seperti anggota keluarga. Anak-anak memberi nama dan menyuapi hewan tersebut, menciptakan ikatan emosional sebelum hari penyembelihan.

Setelah penyembelihan, daging dibagi menjadi tiga bagian: untuk keluarga, kerabat, dan orang miskin. Hidangan khas seperti korma, biryani, dan nihari dimasak untuk menjamu tamu. Suasana kekeluargaan dan kehangatan sangat terasa di setiap rumah.

5. India dan Bangladesh: Pasar Hewan dan Semangat Sosial

Di India dan Bangladesh, pasar hewan kurban menjelang Idul Adha menjadi daya tarik tersendiri. Hewan-hewan dihias dengan pita dan dicat warna-warni untuk menarik pembeli. Dalam masyarakat urban, keluarga sering patungan untuk membeli sapi besar, sementara di pedesaan kambing lebih populer.

Di Bangladesh, penyembelihan biasanya dilakukan di halaman rumah atau di jalan kecil, dan pemerintah kota sering mengatur tempat-tempat khusus untuk menjaga kebersihan. Tradisi berbagi daging sangat dijunjung tinggi — bahkan warga non-Muslim sering ikut merasakan kebersamaan ini.

6. Nigeria: Pawai Budaya dalam Idul Adha

Di Nigeria, Idul Adha dikenal sebagai Eid el-Kabir. Selain penyembelihan hewan, masyarakat merayakan dengan pawai budaya, tarian, dan musik tradisional yang meriah. Di beberapa kota, penguasa lokal atau sultan memimpin pawai dengan kuda berhias dan pakaian tradisional mewah.

Setelah pawai, acara dilanjutkan dengan makan besar bersama keluarga dan tetangga. Daging kurban diolah dalam hidangan seperti suya (daging panggang bumbu kacang) dan jollof rice.

7. Maroko: Penyimpanan Daging dan Masakan Khas

Di Maroko, keluarga biasanya menyembelih hewan kurban sendiri di rumah, dan sebagian daging langsung dimasak dalam hidangan khas seperti tajine, brochette, atau merguez (sosis domba pedas). Yang unik, masyarakat juga menyimpan sebagian daging dengan cara diasinkan atau diasapi untuk dikonsumsi beberapa minggu ke depan.

Setelah salat Id dan penyembelihan, keluarga saling bertukar kunjungan dan menjamu tamu dengan teh mint serta kue-kue khas seperti chebakia dan ghriba.

Ragam Tradisi, Satu Tujuan

Dari desa di Indonesia hingga kota kuno di Maroko, Idul Adha dirayakan dengan kekhusyukan dan semangat kebersamaan yang khas. Perbedaan tradisi bukanlah penghalang, melainkan kekayaan budaya yang menunjukkan bagaimana ajaran Islam dapat menyatu dengan nilai-nilai lokal.

Inti dari Idul Adha — yaitu pengorbanan, keikhlasan, dan berbagi — tetap menjadi fondasi utama dalam setiap perayaan, di mana pun umat Muslim berada.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Travel

Lihat semua